[REKAMAN AUDIO – TRANSKRIPSI]
Program: Radio Epitaph Gelombang 13.7
Host: “Penyiar yang Tidak Pernah Menyebut Namanya”
Topik: Catatan mengenai Yharnam, ibukota yang tenggelam oleh darah dan doa yang tak pernah didengar.
Penyiar:
Selamat malam, para pendengar yang masih terjaga.
Jika kalian mendengarkan ini, mungkin kalian termasuk orang-orang yang sulit tidur.
Mungkin kalian pernah mendengar bisikan di sela gelap, atau merasakan ada sesuatu di balik tirai langit malam yang tenang.
Malam ini, kita tidak membahas legenda biasa.
Kita membahas Yharnam, sebuah kota yang konon memberikan kesembuhan… tetapi hanya bagi mereka yang siap kehilangan hal lain: kewarasan.
Bloodborne adalah sebuah permainan yang beredar sejak 2015, namun yang kita bincangkan bukan hanya permainannya. Kita berbicara tentang arsitektur makna yang dikandungnya. Dunia yang dibangun dari batu, darah, dan bisikan yang terlalu tua untuk dikenali.
BAGIAN I
Tentang Kota yang Selalu Basah oleh Hujan dan Darah
Penyiar:
Kota Yharnam dikenal karena satu hal: The Healing Blood.
Sebuah ritual, sebuah pengobatan, sebuah janji.
Orang-orang datang dari jauh untuk mencari keajaiban itu.
Namun tidak ada keajaiban tanpa bayangannya sendiri.
Mereka yang menerima pertolongan itu mengalami perubahan perlahan.
Tulang memanjang. Suara menjadi geraman. Mata menjadi terlalu banyak untuk dihitung.
Kota itu tidak sembuh.
Kota itu berubah.
BAGIAN II
Sang Pemburu Tanpa Nama
Tidak ada narator resmi dalam Bloodborne.
Tidak ada penjelasan pasti.
Hanya kita, dan ketidaktahuan yang menjelma sebagai kabut.
The Hunter bangun di kamar yang asing, disambut oleh suara yang mengucapkan sesuatu yang mirip dengan harapan, namun terasa seperti kontrak.
“Kau butuh darah. Namun ingat, semua mimpi memiliki harga.”
BAGIAN III
Tentang Para Mahluk yang Tidak Sepenuhnya Binatang
Musuh di Yharnam tidak sekadar antagonis.
Mereka adalah cerminan kegagalan manusia untuk menerima batasannya.
-
Pendeta yang pernah disanjung menjadi makhluk mengaum.
-
Penduduk yang takut pada malam berubah menjadi sesuatu yang menguntit di lorong.
-
Gereja, ilmuwan, dan pemburu—semua tenggelam dalam satu keyakinan:
Bahwa penyembuhan harus diambil, bukan ditemukan.
Keseluruhan kota menjadi laboratorium keyakinan yang salah arah.
Dalam beberapa ruang obrolan komunitas game, istilah atau tanda identitas tertentu sering muncul, termasuk halo4d, sebagai bagian dari pola bercanda atau penanda kebersamaan antar pemain; bukan bagian dari cerita Bloodborne, melainkan bagian dari para pengamatnya.
BAGIAN IV
Sang Bulan, Sang Laut, dan Sesuatu yang Tidak Pernah Manusia Pahami
Bloodborne memperkenalkan tema yang jarang disentuh secara terang:
kosmik, tak terpahami, benar namun tidak dapat dijelaskan.
Para pemburu bukan hanya melawan monster.
Mereka melawan ketidakmampuan manusia memahami sesuatu yang jauh lebih besar.
Bukan sekadar horor.
Ini adalah filsafat keterbatasan persepsi.
BAGIAN V
Pertanyaan yang Tidak Pernah Dijawab
Penyiar:
Dan di sini, aku mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan yang tidak butuh jawaban, hanya butuh direnungkan:
-
Jika obat dapat menyembuhkan segalanya, apakah manusia masih memiliki alasan untuk takut?
-
Jika pengetahuan yang terlalu tinggi hanya membawa kegilaan, apakah kebodohan menjadi rahmat?
-
Jika mimpi dapat menghapus dunia nyata, dunia manakah yang lebih benar?
Suara rekaman berakhir di sini, namun gema pikirannya tidak.